Sabtu, 20 Desember 2008

Oh...Anak..Ku

Lamno, Aceh Jaya Provinsi Nangroe Aceh Darussalam
16 Desember 2008

Seorang ibu memeluk anaknya dengan penuh kasih sayang dan dengan perjuangan membawa sang anak ke rumah sakit untuk mendapatkan sebuah kesembuhan.
Dengan mengarungi sungai yang penuh dengan resiko.

"Apakah ibu PERTIWI (Republik Indonesia) ini sama halnya dengan perjuangan dan penuh kasih sayang seperti ibu ini"

Selasa, 12 Agustus 2008

MINUM AIR PADA SAAT PERUT KOSONG

Di Jepang sekarang ini sangat popular sekali trend minum air segera setelah Bangun pagi. Apalagi, test ilmiah telah membuktikan keampuhannya. Kami memberikan deskripsi penggunaan air kepada pembaca kami dibawah ini. Terapi air ini telah dibuktikan sukses oleh kumpulan pengobatan Jepang untuk penyakit lama dan serius dan juga penyakit moderen. Penyakit-penyakit tersebut adalah sebagai berikut:
Sakit kepala, sakit badan, system jantung, arthritis, detak jantung cepat, epilepsi, kelebihan berat badan, asma bronchitis, penyakit ginjal dan urin, muntah-muntah, asam lambung, diare, diabetes, susah buang air besar, semua penyakit mata, rahim, kanker, datang bulan lancar, dan penyakit telinga, hidung dan kerongkongan.

METODE TERAPI

1. Setelah anda Bangun pagi sebelum mengosok gigi, minum 4 x 160 gelas air

2. Gosok dan bersihkan mulut tetapi jangan makan ataupun minum apapun selama 45 menit

3. Setelah 45 menit anda boleh makan dan minum seperti biasa

4. Setelah 15 menit sarapan, makan siang dan makan malam, jangan makan ataupun minum apapun selama 2 jam

5. Untuk anda yang tua ataupun sakit dan tidak dapat minum 4 gelas air pada saat mulai bisa digantikan dengan meminum sedikit air terlebih dahulu dan kemudian ditingkatkan secara berkala hingga 4 gelas per hari.

6. Metode diatas adalah terapi untuk mengobati penyakit dari orang yang sakit dan orang lain dapat menikmati hidup yang sehat.

Daftar berikut adalah jumlah hari yang dibutuhkan untuk terapi pengobatan/control/ mengurangi penyakit utama:

  1. Tekanan darah tinggi (30 hari)
  2. Asam lambung (10 hari)
  3. Diabetes (30 hari)
  4. Susah buang air besar/konstipasi (10 hari)
  5. Kanker (180 hari)
  6. Tuberculosis (90 hari)
  7. Pasien arthritis disarankan untuk mengikuti terapi diatas ini hanya 3 hari pada minggu pertama dan dari minggu kedua dan seterusnya - setiap hari Metode pengobatan ini tidak mempunyai efek samping, tetapi pada saat pelaksanaan pengobatan ini anda mungkin akan buang air beberapa kali.

Adalah lebih baik jika kita melanjutkan terapi ini dan menjadikan prosedur ini sebagai rutinitas kerja dalam kehidupan kita. Minum air dan tetap sehat dan aktif.

Hal ini masuk akal.... Orang Cina dan Jepang minum hangat pada saat makan mereka ... bukan air dingin. Mungkin sudah waktunya kita mengadopsi kebiasaan minum mereka sewaktu makan !!!

Untuk yang suka minum air dingin, artikel ini mungkin berguna untuk anda. Adalah enak untuk minum minuman dingin setelah makan. Bagaimanapun, air dingin akan memadatkan minyak yang anda konsumsi. Ia akan memperlambat pencernaan.

Sekali "kotoran" ini bereaksi dengan asam, ia akan dipecah dan diserap oleh intestine lebih cepat daripada makanan padat. Ia akan berbaris dalam usus besar. Dengan cepat, ini akan berubah menjadi lemak dan menjadi pemicu kanker. Adalah sangat bagus untuk minum sup hangat ataupun air hangat setelah makan.

Pesan yang serius untuk serangan jantung:

  • Wanita seharusnya tahu jika tidak semua simptom serangan jantung adalah sakit pada lengan kiri.
  • Berhati-hatilah terhadap sakit yang sangat pada garis rahang
  • Kamu mungkin tidak pernah merasakan sakit pertama pada dada selama serangan jantung
  • Pusing dan keringat berlebihan merupakan simptom pada umumnya.
  • 60% dari orang mengalami serangan jantung ketika mereka sedang tidur tetapi tidak bangun lagi.
  • Sakit pada rahang dapat membangunkan anda dari tidur yang lelap. Mari berhati-hati dan sadar. Makin banyak kita tahu, kesempatan bertahan hidup menjadi lebih besar

Seorang ahli jantung berkata jika semua orang yang mendapatkan email ini melanjutkan pengiriman kepada semua orang yang mereka kenal, anda akan bisa pastikan kita akan menyelamatkan setidaknya satu nyawa.

Mohon untuk menjadi teman yang terbaik dan kirim artikel ini kepada seluruh teman yang anda perduli.

Sabtu, 05 April 2008

DUA KEPALA KERBAU DAN JEJAK BUGIS DI MUSEUM ACEH



Oleh : Mustika Andriyani


BANGUNAN EMPAT lantai itu bak rumah hantu. Ketika masuk ke dalam, saya nyaris tak mendengar tanda-tanda kehidupan. Sepi! Di ruangan lantai satu saya tak menjumpai satu orangpun. Hanya foto raja dan ulee balang yang menggantung di dinding yang menemani saya. Mata pada wajah-wajah itu seakan tengah menatap dan mengikuti gerak-gerik saya mengamati aneka benda-benda tua yang dipajang dalam ruangan ini.

Di sisi kiri ruangan, saya malah melihat sosok kerbau berkepala dua! Bulu kulitnya kecoklatan. Dua pasang mata di kepala kerbau itu menatap saya. Satu-satunya yang mengurangi ketakutan saya adalah kerbau berkepala dua itu dibungkus dalam kotak kaca.

Menurut keterangan yang tertulis di bawah kaki kerbau, kerbau ini adalah ofset anak kerbau yang lahir di Ulee Kareng tahun 1953. Ofset ini dibuat oleh pemilik terakhirnya Suntiram, warga Kedah, Banda Aceh. Pada tanggal 3 Juli 1994 ofset tersebut menjadi koleksi museum.

Selain foto dan patung kerbau, dalam ruang ini terdapat sketsa museum, manuskrip melayu, mata uang kuno, makam, lempeng emas, batu nisan makam-makam raja dan bangsawan, Al quran, foto-foto masjid pada zaman dulu. Ada juga kulit kerang yang telah menjadi fosil, prasasti Neusu Aceh, bermacam bebatuan, dan aneka jenis tengkorak manusia.

Saya naik ke lantai dua. Di sini terdapat peralatan pertanian hingga peralatan berburu. Kemudian saya naik ke lantai berikutnya. Di lantai terdapat foto-foto pahlawan Aceh di antaranya Teungku Panglima Polem Sri Muda Peurkasa Muhammad Daud, Pocut Meurah Biheue, Teuku Umar, Teungku Syeh Saman Di Tiro. Foto Dr. C. Snouck Hurgronje dan Mayor Jenderal JHR Kohler juga dipajang di lanta ini.

Di lantai tiga saya juga mengamati senjata-senjata tradisional, seperti siwah, rencong, keris, dan pedang. Stempel kerajaaan Cap Sikureung, baju raja yang terbuat dari bahan sutera, dan perisai ada di sini.

Sedangkan pada lantai empat terdapat contoh pakaian-pakaian Aceh, perhiasan-perhiasan Aceh zaman dahulu seperti gelang kaki, cincin tiga mata, kalung, kancing baju, bros, tali pinggang, dan mahkota. Ada juga kupiah meukeutop, pelaminan, guji, piring-piring, keurandam atau tempat kapur sirih, cerana atau tempat sirih, talam, panrago yang digunakan untuk memecah pinang, dan ceureupa atau tempat tembakau.

Akhirnya saya menjumpai dua orang karyawan museum. Namun karena museum sepi pengunjung, mereka hanya membaca majalah dan menonton telivisi yang terdapat di ruang tersebut.

“Selama ini pengunjung museum sangat sedikit. Kalaupun ada kunjungan itu pun karena ada rombongan sekolah yang berkunjung ke museum,” kata Zuhra, salah satu pegawai museum kepada saya.

Masa ‘ramai’ museum, kata Zuhra, juga terjadi saat musim haji.

“Karena pengantar jemaah haji yang datang dari berbagai penjuru daerah ke Banda Aceh mengisi waktu dengan mengunjungi museum.”

SEBAGIAN BENDA-BENDA bersejarah di museum ini juga berada di pekarangan museum. Seperti komplek permakaman raja-raja Dinasti Bugis. Permakaman ini disahkan oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata lewat Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Banda Aceh.

Makam-makam yang dibangun dari batu-batu itu berukuran besar. Peninggalan ini menjadi jejak sejarah bahwa Aceh adalah wilayah yang majemuk. Termasuk dalam kesultanan. Paling tidak ini ditunjukkan bahwa Aceh pernah diperintah oleh bangsawan Bugis.

Selain makam, tak jauh dari gerbang masuk terdapat Lonceng Cakra Donya. Lonceng ini merupakan hadiah dari Laksamana asal Cina Ceng Ho kepada sultan Aceh. Menurut beberapa keterangan Cakra Donya adalah lonceng mahkota besi berbentuk stupa buatan Cina tahun 1409. Lonceng ini memiliki tinggi 125 centimeter dengan diameter 75 centimeter. Pada bagian luar lonceng ada hiasan dan simbol-simbol berbentuk aksara Cina dan Arab.

Di kompleks museum juga terdapat beberapa gedung yang digunakan sesuai keperluan, perpustakaan, ruang pameran, auditorium, laboratorium, gudang, dan rumah kepala museum.

Museum ini didirikan pada tanggal 31 Juli 1915 di zaman kolonial Belanda. Saat itu namanya Atjeh Museum. Museum ini dipimpin oleh F.W. Stammeshous. Peresmian pembukaannya ketika itu dilakukan oleh Gubernur Sipil dan Militer Jenderal H.N.A. Swart.

Pada awal berdirinya museum berbentuk rumoh Aceh. Sampai sekarang bagian dari museum ada juga yang masih berbentuk rumoh Aceh. Namun ada juga bangunan yang berbentuk seperti gedung biasa tetapi arsitekturnya masih menyerupai rumoh Aceh.

“Rumah ini modifikasi bangunan rumah tradisional Aceh yang berasal dari Paviliun Aceh pada Pameran Kolonial (De Koloniale Testootelling) di Semarang yang digelar antara 13 Agustus – 15 November 1914,” ungkap Muhklis, pegawai museum.

Di samping memamerkan berbagai macam koleksi pribadi F.W. Stammeshous sang kurator Atjeh Museum, Mukhlis menjelaskan, paviliun Aceh saat itu juga memamerkan aneka ragam benda pusaka para pembesar Aceh sehingga paviliun ini tampil sebagai paviliun yang paling lengkap koleksinya dan memperoleh 4 medali emas, 11 perak, 3 perunggu, dan piagam penghargaan sebagai paviliun terbaik.

Atas keberhasilan tersebut F.W. Stammeshous mengusulkan kepada Gubernur Aceh H.N.A Swart agar paviliun itu dibawa kembali ke Aceh untuk dijadikan Atjeh Museum yang kemudian diresmikan 31 Juli 1915 di Banda Aceh.

Setelah Indonesia merdeka, operasionalisasi Museum Aceh secara bergantian diselenggarakan oleh pemerintah daerah Banda Aceh sampai tahun 1969. Kemudian dikelola oleh Badan Pembina Rumpun Iskandar Muda (BAPERIS) sampai tahun 1975, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan sampai tahun 1975, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan sampai tahun 2002. Kini sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah dan kewenangan provinsi sebagai daerah otonomi, operasionalisasi Museum Aceh menjadi kewenangan pemerintah provinsi Aceh.

Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Nomor 10 tahun 2002 tanggal 2 Februari 2002, status Museum Aceh menjadi UPTD Museum Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam di lingkungan Dinas Kebudayaan. Hingga 2003 lalu, museum ini mengelola 5.328 koleksi benda budaya dari berbagai jenis, dan 12.445 buku dari berbagai judul.

Benda-benda sejarah yang menjadi koleksi di sini diperoleh dari temuan masyarakat dan dari masyarakat Belanda. Benda-benda sejarah tersebut terdiri dari sepuluh jenis berdasarkan tahun 1992 hingga 2006. Antara lain jenis geologika, biologika, etnografika, arkeologi, historika, numismatika, filologika, keramologika, seni rupa, dan teknologika.

“Benda yang di pajang ada yang asli dan yang duplikatnya, Misalnya benda yang asli bisa berupa pedang, rencong, siwah, meriam, keramik, guci, naskah, dan perhiasan, sedangkan yang duplikatnya berupa makam-makam. Sebagian benda itu merupakan kepunyaan pahlawan Aceh,” kata Zuhra.

Pelayanan
Layanan Bimbingan
Museum memberikan pemanduan keliling Museum bagi pengunjung, ceramah, bimbingan karya tulis, meseum masuk sekolah, dan informasi Museum lainnya.

Layanan Referensi
Museum memberikan bantuan, petunjuk atau bimbingan untuk menemukan bahan pusaka atau informasi budaya lainnya.

Layanan Penelitian
Museum menyediakan bahan-bahan penelitian, baik mengenai benda-benda koleksi, referensi, informasi, maupun bahan-bahan ilmiah lainnya.

Layanan Perpustakaan
Museum meminjamkan buku atau bahan-bahan bacaan kepada pengunjung untuk dibaca di ruang baca perpustakaan dan tidak dapat dibawa keluar ruangan. Buku atau bahan-bahan bacaan bila diperlukan dapat digandakan melalui jasa petugas.

Layanan khusus
Layanan khusus rombongan, magang, Praktek kerja lapangan (PKL), atau keperluan resmi lainnya, dapat diatur melalui perjanjian/pemberitahuan resmi

INFORMASI UMUM

1. Sarana Transportasi
- Bandara Sultan Iskandar Muda (16 Km)
- Pelabuhan Laut Ulee Lheue (6 Km)
- Pelabuhan Laut Malahayati (31 Km)
- Terminal Antar Provinsi Seutuy (2 km)
- Terminal Antar Kab/Kota Peuniti (400 m)
- Terminal Angkutan Kota (600 m)

2. Jam Kunjungan
- Selasa - Kamis : 08.30 - 13.00
- Jumat : 08.30 – 11.00
- Sabtu : 08.30 – 12.30
- Minggu : 08.30 – 13.30
- Sore buka : 14.30 – 18.00

3. Karcis Masuk
Perorangan
Dewasa : Rp 750
Anak-anak/pelajar : Rp 250
Rombongan*
Dewasa : Rp 250
Anak-anak : Rp 100
*(Kelompok pengunjung dengan pemberitahuan resmi)

4. Pengunjung wajib menitipkan barang bawaannya (selain alat tulis) pada petugas

5. Fasilitas Museum untuk pengunjung
- Tempat wudhu dan kamar mandi
- Tempat shalat berupa Bale(surau)
- Tempat Parkir yang cukup luas
- Ruang Pertemuan berkapasitas 250 orang (dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dengan perjanjian/pemesanan resmi)

6. Ongkos yang dikeluarkan untuk sampai ke museum
- Dari Bandara Sultan Iskandar Muda Rp 70,000,- (taksi)
- Dari Pelabuhan Laut Ulee Lheue Rp 7,000,- (angkutan kota/labi-labi)
- Dari Pelabuhan Laut Malahayati Rp 7,000,- (angkutan kota/labi-labi)
- Dari terminal antar Provinsi Seutuy Rp 4,000,- (angkutan kota/labi-labi)
- Dari terminal antar Kab/Kota Peuniti Rp 4,000,- (angkutan kota/labi-labi)
- Dari Angkutan Kota Rp 4,000,- (angkutan kota/labi-labi)

Komunikasi Museum lainnya dapat dilakukan via telepon (0651) 23144, 23352, dan surat ke jl. S.A. Mahmudsyah 12. Banda Aceh.

Jumat, 28 Maret 2008

Resep Gulai Kambing Khas Aceh


Anda peminat gule kambing khas aceh? Berikut ini adalah resep

masakan gule kambing khas Aceh
Bahan-bahan yang digiling
1 ¼ Ons Ketumbar
2 ½ Ons Jahe
2 ½ Ons Cabe Kecil
½ Ons Cabe Kering
3 Ons Cabe Merah Besar
2 Ons Bawang Putih
1 Kg Bawang Merah, sisakan 2 Ons untuk diiris
5 Buah Biji Kemiri
Untuk bahan-bahan ini dikupas lalu cuci dengan air bersih kemudian digiling

Bahan-Bahan Inti
3 Ons Aweuh masak (bahan rempah-rempah yang terdiri dari 21 sampai 40 macam
diantaranya : Ketumbar, Kayu Manis, Cengkeh Indonesia, Cengkeh India, Kapu Laga, Daun Temuru, lada dll) setelah proses penjemuran sampai kering lalu digongseng kemudian di giling sampai halus. Bahan aweuh masak ini bisa di beli dipasar-pasar tradisional yang ada di Aceh
4 Sendok Makan Cabe Bubuk (Cabe kering yang ditumbuk halus kemudian diayak)
1 Gelas Gula Pasir (bisa ditambahkan bila suka)
½ Ons Penyedap Rasa (bisa ditambahkan bila suka)
2 ½ Kg Uenelheu (kelapa kukur yang telah mengalami proses pengongsengan dan kemudian digiling)
3 Buah Kelapa Giling (pilih kelapa bunga jeumpa=tidak terlalu ketuan)

Bahan-bahan pendukung lain
4 Sendok Teh Kunyit
1 Kg Garam Aceh
1 Buah Munto (bentuknya seperti jeruk nipis tetapi buahnya besar)
1 Ikat Batang Serai
Nangka dan pisang kepok (yang masih mengkal) menurut selera
Daun Temuru dan daun jeruk purut secukupnya

Cara Memasak
Daging yang sudah bersih dicuci lalu diaduk dengan garam Aceh sampai merata, masukan batang serai secara bersamaan dengan daun temuru dan daun jeruk purut. Kemudian diaduk kembali dengan aweuh masak hingga merata lalu diamkan beberapa saat selama 10 Menit, masukkan bahan-bahan gilingan bersamaan dengan Uenelheu, cabe bubuk, kelapa giling serta tambahkan air secukupnya, lalu dimasak tanpa diaduk
Setelah didihan pertama dan mengeluarkan buih jangan lupa diaduk selama 15 menit tanpa berhenti, bila kuahnya mengental bisa ditambahkan air secukupnya.
Selanjutnya setelah daging empuk masukan buah nangka dan buah pisang, Nah! bila buah nangka sudah terlihat lembam dan hampir matang jangan lupa taburkan kunyit. Disini akan terjadi proses perubahan warna dan pengentalan terhadap kuah. Jadi bisa ditambahkan kembali air dan garam secukupnya menurut selera. Setelah benar-benar mendidih, daging sudah empuk, nangka dan pisang sudah matang, peras Buah Munto hati-hati jangan sampai jatuh bijinya.
Guna Buah Mounte disini untuk obat anti sakit perut dan mules bagi yang mengkomsumi gule kambing.
Ini adalah untuk olahan gule kambing khas Aceh dengan kapasitas daging 10-15 kg, bagi yang ingin mencoba dengan kapasitas daging yang lebih sedikit bumbu-bumbu tersebut dibagikan saja. Nah! selamat mencoba.

Selasa, 25 Maret 2008

Gulai Kambing Khas Aceh

Kalau anda berkunjung ke daerah Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) belum nikmat rasanya kalau sebelum mencicipi menu khas masakan Aceh, salah satunya adalah Gule kambing khas Aceh. Ada beberapa tempat yang bisa anda kunjungi, diantaranya Hasan Nasi Kambing Lamnyong yang beralamatkan di jalan T. Nyak Arif – Lamnyong Banda Aceh lebih kurang 10 km dari dari pusat kota Banda Aceh, dapat ditempuh dengan kendaraan selama 5 menit . Disini anda akan mendapatkan suasana yang sangat menyenangkan karena posisinya persisi didepan muara sungai Alue Naga yang bermuara ke Selat Malaka, ditambah dengan bangunan semi permananen yang dibiarkan tanpa penutup dinding sehingga terpaan angin yang meniup sepoy-sepoy dapat masuk dengan leluasanya sambil menikmati gule kambing berserta ayam goreng panas milik Hasan.
Para pengunjung tidak perlu khawatir untuk tidak mendapatkan tempat duduk karena luas areal ini 2.000 M2 dengan luas bangunan 250 M2 yang bisa menampung para pengunjung sampai 150 orang dan areal pakir yang sangat luas.




Begitu saya menginjakkan kaki memasuki warung milik Hasan sudah terasa aroma gule kambing yang menyelimuti warung nasi ini. Saya mencoba menu masakan ayam goreng panas berserta teh manis dingin.
Menurut teman saya ayam goreng panas di sini sangatlah nikmat karena ayam yang digunakan adalah ayam kampung. Saya membayangkan ayam kampung kalau tidak pandai dalam memasak dagingnya akan keras atau alot. Memang betul apa yang dikatakan oleh teman saya, setelah mencobanya ayam goreng panas ini sangat nikmat, bumbunya sangat tersasa sekali dilidah, tidak pedas, gurih dan daging sangat empuk. Menurut empunya, ayam yang dimasak adalah ayam kampung tanpa ditungkep dan bumbunya harus digiling dengan batu.

Selain menu gule kambing dan ayam goreng panas yang tersedia di sini ada menu lain yaitu daging panggang, daging rebus serta aneka minuman dan juice. Harganya cukup terjangkau gule kambing per porsinya Rp. 20.000,- ayam goreng panas per potong Rp. 10.000,- daging panggang per porsinya Rp. 7.000,-. dalam sehari bisa menghabiskan ayam kampung sebanyak 120 sampai 150 ekor. Warung ini buka mulai jam 7.00 Wib dan kalau anda ingin mencobanya datang saja dari pukul 11.00 wib sampai dengan pukul 15.00 wib.

Kalau anda merasa jauh, anda dapat juga mendapatkan gule kambing yang berada dipusat kota Banda Aceh, tepatnya disebelah timur kota Banda Aceh jalan Tgk Chik Ditro simpang Surabaya disini ada lima buah warung yang buka dan menjual khusus gule kambing. Diantara lima warung tersebut ada salah satu warung yang paling ramai dikunjungi yaitu warung nasi gule kambing milik kakak beradik Abdullah dan Anwar. Mereka sudah 28 tahun menjalankan bisnis ini. Warung mereka selalu ramai dikunjungi oleh banyak kalangan dari pebisnis, pejabat, intelektual, mahasiswa dan orang asing.

Saya pun diberi kesempatan oleh pemiliknya untuk nikmati masakan gule kambing khas Aceh tersebut. Bau harum langsung menusuk rongga hidung yang membuat rasa ingin menyantap hidangan ini sangatlah besar. Tidak sabar lagi saya langsung menyantap hidangan yang disajikan oleh pemiliknya, rasa lada dan ketumbar langsung menyelimuti rongga mulut ditambah lagi dengan rasa daging kambing yang sangat lembut dan empuk, Hmm… sungguh nikmat dan sangat sesuai dengan selera lidah saya.

Anda tidak perlu cemas tidak mendapatkan kebagian tempat, karena warung nasi ini dapat menampung 40 orang pengunjung. Kalau anda ingin menyantap gule kambing ini lebih baik datang dari pukul 11.00 siang sampai 15.00 sore kalau lewat dari jam tersebut jangan harap anda dapat menikmati hidangan lezat ini apalagi pada hari Jumat gule kambing ini habis jam 13.00 Wib ujar Anwar

Ada ramuan rahasia untuk mendapatkan aroma harum yang keluar dari gule kambing selain Uenelheu (kelapa kukur yang telah mengalami proses pengongsengan dan kemudian digiling) dan Aweuh masak, yang terpenting adalah cara mengaduk bumbu dengan daging yang harus diperhatikan ujarnya.
Dalam sehari bisa menghabiskan daging kambing sebanyak 30 kg dan 2 zak karung beras yang berisi 15 Kg untuk mejamu para pelangganya.

Anda cukup merogoh kocek Rp. 23.000,- sudah mendapatkan 1 porsi nasi + gule kambing + air timun dan nasi tambah. Atau dengan kocek Rp. 28.000,- anda mendapatkan 1 porsi nasi + gule kambing + daging panggang + air timun dan nasi tambah. Kalau anda menginginkan gule kambing berserta isi kepalanya (otak kambing) + 1 porsi nasi + air timun dan nasi tambah cukup membayar sebesar Rp. 30.000,- cukup lumayan juga!

Nah! ada tempat lain yang bisa anda nikmati gule kambing khas Aceh, di Kabupaten Aceh Besar. Tepatnya di jalan Banda Aceh - Blang Bintang didepan lapangan udara Iskandar Muda. Untuk menuju ke tempat tersebut dapat ditempuh dalam perjalanan selama 15 menit dari kota Banda Aceh anda akan menemukan rumah makan Usaha Utama milik M. Jamal yang sudah menggeluti usahanya selama 42 tahun serta dibantu oleh 8 karyawannya

Para karyawan yang mengatur lalulintas udara dan komplek perumahan AURI adalah pelangan tetapnya serta tidak tanggung-tanggung kepala negara Presiden Habibie dan Gusdur pernah merasakan gule kambing hasil racikannya.

Anda tidak perlu khawatir disini harga gule kambingnya pun sangat terjangkau, 1 porsi gule kambing Rp.12.000,- sampai Rp. 15.000,- 1 porsi ayam Goreng Rp.12.000,- sampai Rp. 15.000,- 1 gelas air timun Rp. 4.000,- bagi anda pencinta soup daging rumah makan ini juga menyediakannya dengan harga per porsinya Rp.12.000,- sampai Rp. 15.000,- Kalau ingin menyantap gule kambing di rumah makan usaha utama anda bisa datang dari pukul 10.00 sampai 13.00

Dalam sehari rumah makan usaha utama ini menghabiskan 15 kg kambing muda 30 ekor ayam kampung dan tiga 3 kg daging sapi.
Rasa gule kambing itu lebih enak dan empuk bila dimasak dengan kayu bakar dikarenakan bumbu-bumbu lebih meresap kedalam daging dan tidak dipaksakan untuk lebih cepat matang ujar Jamal.

Saya pun berkesempatan untuk mencoba soup daging milik Jamal. Langsung aroma wangi dari soup ini sangat menggugah selera untuk segera menyantapnya. Sungguh nikmat soup buatan Jamal sampai-sampai bumbunya masih terasa melekat didaging, ini dikarenakan dari rempah-rempah yang digunakan seperti kulit kayu manis, cengkeh dan pala. Hidangan ini sangat nikmat bila dihidangkan masih dalam keadaan hangat dengan ditemani segelas pepaya parut.

Jadi saran penulis bila anda yang ingin menikmati gule kambing di ketiga tempat ini di sarankan datang pada waktu-waktu tersebut diatas. Yupp...Mangattt • Boy

Sabtu, 15 Maret 2008

Menjajal Bhoi dan Dodol Aceh



Wisata Kuliner
Oleh Boy Muliawan

KALAU Anda ingin berekreasi ke Pantai Lhoknga atau Pantai Lampu’uk tentu Anda akan menyusuri jalan Cut Nyak Dhien – Lampisang. Di sini Anda akan mendapatkan suasana yang sangat menyenangkan. Selama dalam perjalanan Anda akan disuguhkan hamparan pematang sawah yang diapit oleh dua buah bukit Gurah dan Genteeng, gugusan dari Bukit Barisan, ditambah dengan terpaan angin yang belum terkontaminasi dengan asap pabrik. Tsunami empat tahun silam masih terlihat sangat jelas meninggalkan bekasnya di setiap bukit tersebut. Sebagian warga di sekitar kawasan ini selamat dari hantaman gelombang pasang dengan adanya dua bukit ini. Tetapi sekarang bukit-bukit ini satu persatu mulai dieksploitasi sebagai dampak derasnya pembangunan di Nanggroe Aceh Darussalam.

Kini di sepanjang jalan Cut Nyak Dhien Lampisang – Lhoknga, di kilometer 8 ini banyak berdiri kios dan toko kue. Ada sepuluh toko dan kios makanan yang berjajar di sepanjang jalan ini yang menjual kue kering khas Aceh. Saya berhenti di salah satu kios kecil berukuran 3 x 6 meter. Dinding dan lantainya beralaskan kayu. Di kios ini sudah terparkir sebuah mobil mewah yang empunya sedang berbelanja sambil menawar harga kue yang akan dibawa ke Bogor sebagai oleh-oleh. Pemilik kios dengan cekatan melayani semua permintaan dari pembeli.
Belakangan saya baru mengetahui nama kios ini adalah
Istana Kue Tradisional Aceh. Kios ini menjajakan
segala jenis kue khas Aceh. Dari jenis keripik sampai
kue meusekat. Kue ini hampir mirip dengan dodol, tapi
dimasak tidak menggunakan santan ditambah buah
nanas. Semua jenis kue di kios ini tersusun dan tertata
rapi yang membuat pembeli bisa melihat dengan jelas
apa yang akan diminati. Azhari Ahmad adalah empunya
istana kue ini. Ia sudah menjalankan bisnis kue ini
semenjak tiga tahun silam.

“Ada dua puluh macam jenis kue yang ada di sini,” ujar Azhari.

Dari bermacam jenis itu, yang wajib tersedia adalah dodol Aceh, meusekat, wajik, penajoh, bhoi atau bolu yang berbentuk ikan dan bunga, dan kekarah. Keenam macam kue ini pun biasanya ada pada acara adat nikah untuk di Aceh buat hantaran baik dari keluarga istri maupun suami.

Azhari membuat kue-kue ini dibantu oleh 25 orang tenaga kerja. Mereka kebanyakan adalah sanak kerabatnya. Selama ini, kue-kue itu diproduksi di rumahnya dan di rumah masing-masing sanak famili. Alasannya, Azhari belum punya modal untuk memperluas usahanya.

Kue-kue tradisional ini tidak menggunakan bahan pengawet jadi cukup aman untuk di konsumsi. Contohnya dodol Aceh. Makanan khas ini bisa tahan sampai satu bulan. Sedangakan meusekat tahan sampai dua minggu. Begitu juga bhoi, tahan sampai dua minggu. Harga kue-kue ini pun cukup terjangkau. Kue seepet, misalnya, per kilo seharga Rp 50.000. Kue ini juga tersedia dalam kemasan kotak plastik yang rapi. Kue kekarah isi 60 kue dibandrol dengan harga Rp. 30.000. Azhari juga menyediakan kue pesan untuk antaran nikah. Misalnya kue meusekat untuk satu talam besar yang sudah diberi hiasan pintu Aceh atau bunga mawar dibandrol dengan harga Rp. 180.000.

Pada hari-hari akhir pekan, kue-kue ini laris manis.
”Tapi pada hari Lebaran paling laku.
Sampai-sampai saya kalau mau
silahturahmi ke sanak famili harus pada
malam hari,” ujarnya.

Ia mengisahkan, sebelum berjualan kue ini
ia bekerja sebagai kontraktor pengadaan
untuk salah satu pabrik swasta di Aceh pada
tahun 1989 sampai 1998. Namun karena
krisis melanda di Indonesia, akhirnya ia banting stir dan beralih ke usaha wartel yang dibuka di daerah Lhoknga. Bisnis ini tidak berjalan lancar dan bangkrut setelah dihantam gelombang tsunami pada 2004.

Atas bantuan PT TELKOM, wartel miliknya pindah di daerah jalan Cut Nyak Dhien – Lampisang. Karena usaha wartelnya tidak berjalan lancar ia mencoba menjajakan kue-kue bhoi sebanyak lima bungkus di situ. Lama kelamaan karena banyaknya permintaan, sekarang mencapai 300 bungkus. Belakangan, dengan modal Rp 10 juta juta, Azhari mengubah wartelnya menjadi toko kue tradisional Aceh. Dalam tempo enam bulan modal tersebut sudah balik kembali.

”Alhamdullilah, sekarang penghasilan dalam sebulan 15 juta,” katanya, bangga.

Bisnis kuenya terus berkembang. Tak lama kemudian datang beberapa pedagang asal Medan yang menitipkan barang dagangan berupa dodol asal Medan ke toko kuenya. Beda dodol Aceh dengan Medan pada tepung yang digunakan. Dodol Medan menggunakan tepung beras, sedangkan dodol Aceh menggunakan tepung ketan. Jadi kalau dimakan, dodol Aceh lebih liat dan melar dibandingkan dengan dodol Medan.

Dodol Aceh di toko kue ini pun banyak variasinya, tidak hanya dalam bentuk panjang dan bulat. Tetapi sudah dikemas dalam kotak plastik dan diolah berbagai macam bentuk bunga. Harganya antara Rp 35.000 hingga Rp 100.000. Tergantung ukuran tempatnya.

Kue-kue ini tidak hanya dinikmati oleh masyarakat Aceh saja tetapi negara serumpun kita Malaysia pun sering datang secara rombongan untuk mencoba kue-kue ini bahkan negara Arab sendiri ada yang memesan lewat orang-orang Aceh yang belajar dan bekerja di sana untuk dibawakan kue-kue ini sebagai oleh-oleh.

Merasa tergoda oleh bentuk dan keanekaragaman kue ini, saya pun mencoba kue bhoi.

Mangattt!!! Lembut dan manis terasa dilidah. Gula yang digunakan adalah gula murni. Adonan tepung dan telur yang diaduk secara merata dengan tangan membuat rasa kue ini sangat berbeda dengan kue bhoi yang menggunakan mesin mixer.
Sebagai buah tangan bagi keluarga, saya pun tidak ketinggalan untuk membeli beberapa bungkus kue bhoi. Dan Anda tak perlu cemas karena semua kue ini tidak menggunakan bahan pengawet. Yupp...Mangattt..!

Kesiapan Provinsi

Dampak lambatnya menyusun APBD sangatlah berpengaruh terhadap DAK (Dana Alokasi Khusus) yang diberikan oleh Pemerintah Pusat ke Provinsi/kabupaten/kota tertentu dengan tujuan untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan pemerintah daerah dan sesuai dengan prioritas nasional, dana tersebut akan ditarik kembali apabila Pemda tidak dapat menyelesaikan proyek tersebut.

Sebaiknya kita mencontoh provinsi Papua dan Jawa Timur yang telah menyelesaikan Susunan APBD sebelum waktu yang ditetapkan oleh Pemerintah pusat. Bisa diprediksikan bagaimana tingkat provinsi/kabupaten/kota begitu solid dan gesit dalam menyampaikan dan menyerap DAK.

Bisa dibayangkan bagaimana dengan provinsi/kapupaten/kota yang lambat dalam penyusunan ABPD tentu DAK bisa kita nilai apakah proyek tersebut belum selesai atau tidak sama sekali. Memang Tidak semua Provinsi akan mendapatkan dana tersebut, tetapi kemungkinan besar pasti akan mendapatkan DAU (Dana Alokasi Umum).

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 556/KMK.03/2000 TANGGAL 26 DESEMBER 2000
TENTANG
TATACARA PENYALURAN DANA ALOKASI UMUM DAN
DANA ALOKASI KHUSUS
MENTERI KEUANGAN,

DANA ALOKASI KHUSUS
Pasal 5
(1) DAK terdiri dari :
a. Dana untuk membiayai kebutuhan yang tidak dapat diperkirakan secara umum dengan menggunakan rumus alokasi umum
b. Dana untuk membiayai program-program yang merupakan komitmen atau prioritas nasional
c. Dana untuk reboisasi, yang diambil dari bagian daerah yang ditetapkan sebesar 40% (empat puluh persen) dari penerimaan dana reboisasi tahun anggaran bersangkutan
(2) Jumlah DAK ditetapkan dalam APBN

Pasal 6
Atas usul daerah serta dengan memperhatikan pertimbangan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah, Menteru teknis terkait dan instansi yang membidangi perencanaan pembangunan nasional, Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Anggaran mengalokasikan DAK kepada daerah.
Pasal 7
(3) Atas dasar DAK yang ditetapkan dalam APBN Direktur Jenderal Anggaran menerbitkan dan menyampaikan DA-DAK dilampiri daftar/rincian proyek yang disetujui kepada gubernur/bupati/walikota, Kanwil DJA dan KPKN bersangkutan
(3) DA-DAK berlaku sebagai SKO

Pasal 8
(1) Atas dasar DA-DAK dan lampirannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1), gubernur/bupati/walikota menyusun Daftar Isian Proyek Daerah (DIPDA) dan mengirimkan 1 (satu) eksemplar kepada Kanwil DJA.
(2) Dalam hal terdapat kesesuaian antara DIPDA dengan DA-DAK dan lampirannya, Kanwil DJA memberitahukan kepada KPKN DIPDA yang dapat dibiayai dari DA-DAK
(3) Dalam hal tidak terdapat kesesuaian antara DIPDA dengan DA-DAK dan lampirannya, Kanwil DJA mengembalikan DIPDA dimaksud untuk direvisi.

Pasal 9
(1) Gubernur/bupati/walikota mengajukan SPP untuk masing-masing proyek yang tercantum dalam DA-DAK ke KPKN dengan dilampiri bukti pembayaran (kuitansi)
(2) KPKN menerbitkan SPM-LS atas nama gubernur/bupati/walikota pada rekening kas daerahmasing-masing propinsi/kabupaten/kota yang khusus untuk menampung DAK
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pencairan DAK diatur lebih lanjut oleh Direktur Jenderal Anggaran.

Pemanasan Global

Konvensi Kerangka Kerja PBB (UNFCCC) tentang perubahan iklim ke-13 yang berlangsung di Bali belum bisa dikatakan gagal atau berhasil, mengingat masih banyaknya Negara-negara berkembang menuntut Negara maju untuk menurunkan emisi karbon dunia sebesar 5,2%, sedangkan Negara maju menuntut Negara berkembang untuk ikut bertanggung jawab dan memberikan komitmen penurunan tingkat emisi karbon dunia.

Indonesia sebagai tuan rumah dalam perundingan tersebut mengirimkan delegasinya yang beranggotakan 78 orang yang diketuai Menteri Lingkungan Hidup Rachmat Witoelar, sebagai Negara yang berkembang yang memiliki lebih dari 10% kawasan hutan lindungnya berkomitmen untuk menekan lajunya emisi karbon serta mengurangi penebangan hutan. Ini sangat menguntungkan dari sisi lingkungan serta mendatangkan uang yang wajib diberikan oleh Negara-negara maju.

Kalau dilihat dari sisi lingkungan tentu tidak banyak persoalan yang akan timbul selain terjaganya keperawanan hutan lindung itu sendiri dan manfaat yang akan dirasakan oleh banyak pihak, tetapi kalau dari sisi uang tentu pemerintah harus menjamin dana tersebut harus jatuh kepihak yang tepat dan alokasi pembagian dana bagi provinsi yang mempunyai hutan lindung cukup luas diantaranya Provinsi NAD dan PAPUA yang bersedia dan siap mendukung program REDD (Reduced Emission from Deforestation and Degradation) pencegahan deforestasi dan perusakan hutan di daerah mereka.

Tapi sangat disayangkan Indonesia hanya menawarkan harga hutan sebesar US$ 4 per ton karbon per tahun dengan kawasan hutan potensial 72,79 ribu hektar bisa didapat Rp. 131,612 T/tahun.
Indonesia harus mampu menggalang kerjasama dengan negara yang memiliki hutan tropis seperti Brasil dan Kongo untuk menaikan harga jual hutan tropisnya. Bisa dibayangkan kalau harga hutan tersebut lebih tinggi tentu Negara ini akan sejahtera dan mampu membayar utang Negara yang sampai kini mencapai 1.400 T dengan mengelola hutan saja.

Memang tidak bisa dipungkiri kerusakan hutan di Indonesia sangat parah, tercatat 25 juta hektar hutan Indonesia rusak parah. Ini sama dengan luasnya Negara Inggris, disebabkan diantaranya akibat terbakarnya hutan seluas 1,5 hingga 2,2 juta ha pada tahun 1997, 1998 dan 2002 yang menghasilkan emisi CO2 sebesar 3000 hingga 9400 Mton, emisi ini setara dengan 13% hingga 40% emisi dunia.
Ini belum seberapa parah jika dibandingkan dengan Amerikan yang sejak berdiri hingga sekarang kerusakan hutan mencapai 80% akibat perkembangan industri yang sangat pesat yang sampai saat ini terus menerus mengeluarkan emisi karbon dari industri, kendaraan dan rumah kaca.

Rainbow Warrior

Nama Rainbow Warrior diciptakan oleh salah seorang pentolan Greenpeace yaitu Bob Hunter, yang terinspirasi dari cerita buku Warriors of the Rainbow (para kesatrian pelangi) karangan William Wiloya dan Vinson Brown yang diterbitkan oleh Naturegrph pada 1962 yang mengisahkan tentang sekelompok suku Indian Cree di Amerika Utara dengan latar belakang budaya yang berbeda untuk menyembuhkan bumi akibat keserakahan manusia.

Rainbow Warrior merupakan satu dari tiga kapal laut lainnya yaitu Arctic dan Esperanza yang di miliki oleh Greenpeace dan Mulai beroperasi sejak tahun 1989. Ini merupakan kapal kedua yang mengunakan nama Rainbow Warrior, setelah kapal pertama ditenggelamkan oleh dinas rahasia Prancis di pelabuhan Auckland, Selandia Baru pada tanggal 10 Juli 1985, ketika para aktivis menentang percobaan nuklir yang dilakukan di pulau Muroroa sekitar Polynesia.

Kapal laut Rainbow Warrior ini sudah tujuh kali berlayar di perairan Indonesia yaitu pada tahun 1985,1997,2002,2004,2005,2006 dan 2007. Kapal sepanjang 55,2 meter ini mempunyai kecepatan 5-7 knot yang memiliki 3 tiang layar ketika dibentang panjangnya mencapai 650 meter.

EMAS

Emas Batangan
Kelebihannya selain, bisa digunakan untuk penunjang penampilan serta bentuk yang menarik.
Kekurangannya sangat sulit dalam menjualnya kembali dan harus ditempat yang khusus untuk menjualnya kembali.

Emas Perhiasan
Kelebihannya bisa dijual di mana saja karena memiliki sertifikat jaminan keaslianya dan kadar yang jelas.
Kekurangannya adanya biaya waktu menjualnya kembali.

Pada dasarnya emas apapun bentuknya bisa digunakan sebagai alat investasi, namun emas batangan dan koin lebih tepat untuk tujuan tersebut.

Menjadi Investor atau Deposan

Menjadi Investor atau Deposan

Kebanyakkan masyarakat kita khususnya masyarakat Indonesia meletakkan uangnya atau menginvestasikannya ke Bank berupa Deposito yang menjadi pilihan utama bagi Nasabah, dan sisanya adalah Obligasi dan Saham.

Deposito yang dikumpulkan oleh Bank Nasional mencapai triliunan rupiah, dan untuk menjadi investor saham cukup dengan Rp.1 juta. Ditambah lagi dengan pemikiran masyarakat kita umumnya takut resiko dalam membeli saham, dan kalau pun kita menyimpan uang di Bank melebihi dari Rp. 100 juta pun akan menghadapi resiko yang sama, membuka usaha sekecil apapun juga mengandung resiko.

Berinvestasi saham dapat dilakukan secara tidak langsung yaitu melalui reksadana saham, kita dapat memilih bermacam-macam investasi di reksadana tersebut, dari reksadana saham tetap sampai dengan reksadana saham campuran, dengan return yang berbeda-beda pula.