Jumat, 28 Maret 2008

Resep Gulai Kambing Khas Aceh


Anda peminat gule kambing khas aceh? Berikut ini adalah resep

masakan gule kambing khas Aceh
Bahan-bahan yang digiling
1 ¼ Ons Ketumbar
2 ½ Ons Jahe
2 ½ Ons Cabe Kecil
½ Ons Cabe Kering
3 Ons Cabe Merah Besar
2 Ons Bawang Putih
1 Kg Bawang Merah, sisakan 2 Ons untuk diiris
5 Buah Biji Kemiri
Untuk bahan-bahan ini dikupas lalu cuci dengan air bersih kemudian digiling

Bahan-Bahan Inti
3 Ons Aweuh masak (bahan rempah-rempah yang terdiri dari 21 sampai 40 macam
diantaranya : Ketumbar, Kayu Manis, Cengkeh Indonesia, Cengkeh India, Kapu Laga, Daun Temuru, lada dll) setelah proses penjemuran sampai kering lalu digongseng kemudian di giling sampai halus. Bahan aweuh masak ini bisa di beli dipasar-pasar tradisional yang ada di Aceh
4 Sendok Makan Cabe Bubuk (Cabe kering yang ditumbuk halus kemudian diayak)
1 Gelas Gula Pasir (bisa ditambahkan bila suka)
½ Ons Penyedap Rasa (bisa ditambahkan bila suka)
2 ½ Kg Uenelheu (kelapa kukur yang telah mengalami proses pengongsengan dan kemudian digiling)
3 Buah Kelapa Giling (pilih kelapa bunga jeumpa=tidak terlalu ketuan)

Bahan-bahan pendukung lain
4 Sendok Teh Kunyit
1 Kg Garam Aceh
1 Buah Munto (bentuknya seperti jeruk nipis tetapi buahnya besar)
1 Ikat Batang Serai
Nangka dan pisang kepok (yang masih mengkal) menurut selera
Daun Temuru dan daun jeruk purut secukupnya

Cara Memasak
Daging yang sudah bersih dicuci lalu diaduk dengan garam Aceh sampai merata, masukan batang serai secara bersamaan dengan daun temuru dan daun jeruk purut. Kemudian diaduk kembali dengan aweuh masak hingga merata lalu diamkan beberapa saat selama 10 Menit, masukkan bahan-bahan gilingan bersamaan dengan Uenelheu, cabe bubuk, kelapa giling serta tambahkan air secukupnya, lalu dimasak tanpa diaduk
Setelah didihan pertama dan mengeluarkan buih jangan lupa diaduk selama 15 menit tanpa berhenti, bila kuahnya mengental bisa ditambahkan air secukupnya.
Selanjutnya setelah daging empuk masukan buah nangka dan buah pisang, Nah! bila buah nangka sudah terlihat lembam dan hampir matang jangan lupa taburkan kunyit. Disini akan terjadi proses perubahan warna dan pengentalan terhadap kuah. Jadi bisa ditambahkan kembali air dan garam secukupnya menurut selera. Setelah benar-benar mendidih, daging sudah empuk, nangka dan pisang sudah matang, peras Buah Munto hati-hati jangan sampai jatuh bijinya.
Guna Buah Mounte disini untuk obat anti sakit perut dan mules bagi yang mengkomsumi gule kambing.
Ini adalah untuk olahan gule kambing khas Aceh dengan kapasitas daging 10-15 kg, bagi yang ingin mencoba dengan kapasitas daging yang lebih sedikit bumbu-bumbu tersebut dibagikan saja. Nah! selamat mencoba.

Selasa, 25 Maret 2008

Gulai Kambing Khas Aceh

Kalau anda berkunjung ke daerah Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) belum nikmat rasanya kalau sebelum mencicipi menu khas masakan Aceh, salah satunya adalah Gule kambing khas Aceh. Ada beberapa tempat yang bisa anda kunjungi, diantaranya Hasan Nasi Kambing Lamnyong yang beralamatkan di jalan T. Nyak Arif – Lamnyong Banda Aceh lebih kurang 10 km dari dari pusat kota Banda Aceh, dapat ditempuh dengan kendaraan selama 5 menit . Disini anda akan mendapatkan suasana yang sangat menyenangkan karena posisinya persisi didepan muara sungai Alue Naga yang bermuara ke Selat Malaka, ditambah dengan bangunan semi permananen yang dibiarkan tanpa penutup dinding sehingga terpaan angin yang meniup sepoy-sepoy dapat masuk dengan leluasanya sambil menikmati gule kambing berserta ayam goreng panas milik Hasan.
Para pengunjung tidak perlu khawatir untuk tidak mendapatkan tempat duduk karena luas areal ini 2.000 M2 dengan luas bangunan 250 M2 yang bisa menampung para pengunjung sampai 150 orang dan areal pakir yang sangat luas.




Begitu saya menginjakkan kaki memasuki warung milik Hasan sudah terasa aroma gule kambing yang menyelimuti warung nasi ini. Saya mencoba menu masakan ayam goreng panas berserta teh manis dingin.
Menurut teman saya ayam goreng panas di sini sangatlah nikmat karena ayam yang digunakan adalah ayam kampung. Saya membayangkan ayam kampung kalau tidak pandai dalam memasak dagingnya akan keras atau alot. Memang betul apa yang dikatakan oleh teman saya, setelah mencobanya ayam goreng panas ini sangat nikmat, bumbunya sangat tersasa sekali dilidah, tidak pedas, gurih dan daging sangat empuk. Menurut empunya, ayam yang dimasak adalah ayam kampung tanpa ditungkep dan bumbunya harus digiling dengan batu.

Selain menu gule kambing dan ayam goreng panas yang tersedia di sini ada menu lain yaitu daging panggang, daging rebus serta aneka minuman dan juice. Harganya cukup terjangkau gule kambing per porsinya Rp. 20.000,- ayam goreng panas per potong Rp. 10.000,- daging panggang per porsinya Rp. 7.000,-. dalam sehari bisa menghabiskan ayam kampung sebanyak 120 sampai 150 ekor. Warung ini buka mulai jam 7.00 Wib dan kalau anda ingin mencobanya datang saja dari pukul 11.00 wib sampai dengan pukul 15.00 wib.

Kalau anda merasa jauh, anda dapat juga mendapatkan gule kambing yang berada dipusat kota Banda Aceh, tepatnya disebelah timur kota Banda Aceh jalan Tgk Chik Ditro simpang Surabaya disini ada lima buah warung yang buka dan menjual khusus gule kambing. Diantara lima warung tersebut ada salah satu warung yang paling ramai dikunjungi yaitu warung nasi gule kambing milik kakak beradik Abdullah dan Anwar. Mereka sudah 28 tahun menjalankan bisnis ini. Warung mereka selalu ramai dikunjungi oleh banyak kalangan dari pebisnis, pejabat, intelektual, mahasiswa dan orang asing.

Saya pun diberi kesempatan oleh pemiliknya untuk nikmati masakan gule kambing khas Aceh tersebut. Bau harum langsung menusuk rongga hidung yang membuat rasa ingin menyantap hidangan ini sangatlah besar. Tidak sabar lagi saya langsung menyantap hidangan yang disajikan oleh pemiliknya, rasa lada dan ketumbar langsung menyelimuti rongga mulut ditambah lagi dengan rasa daging kambing yang sangat lembut dan empuk, Hmm… sungguh nikmat dan sangat sesuai dengan selera lidah saya.

Anda tidak perlu cemas tidak mendapatkan kebagian tempat, karena warung nasi ini dapat menampung 40 orang pengunjung. Kalau anda ingin menyantap gule kambing ini lebih baik datang dari pukul 11.00 siang sampai 15.00 sore kalau lewat dari jam tersebut jangan harap anda dapat menikmati hidangan lezat ini apalagi pada hari Jumat gule kambing ini habis jam 13.00 Wib ujar Anwar

Ada ramuan rahasia untuk mendapatkan aroma harum yang keluar dari gule kambing selain Uenelheu (kelapa kukur yang telah mengalami proses pengongsengan dan kemudian digiling) dan Aweuh masak, yang terpenting adalah cara mengaduk bumbu dengan daging yang harus diperhatikan ujarnya.
Dalam sehari bisa menghabiskan daging kambing sebanyak 30 kg dan 2 zak karung beras yang berisi 15 Kg untuk mejamu para pelangganya.

Anda cukup merogoh kocek Rp. 23.000,- sudah mendapatkan 1 porsi nasi + gule kambing + air timun dan nasi tambah. Atau dengan kocek Rp. 28.000,- anda mendapatkan 1 porsi nasi + gule kambing + daging panggang + air timun dan nasi tambah. Kalau anda menginginkan gule kambing berserta isi kepalanya (otak kambing) + 1 porsi nasi + air timun dan nasi tambah cukup membayar sebesar Rp. 30.000,- cukup lumayan juga!

Nah! ada tempat lain yang bisa anda nikmati gule kambing khas Aceh, di Kabupaten Aceh Besar. Tepatnya di jalan Banda Aceh - Blang Bintang didepan lapangan udara Iskandar Muda. Untuk menuju ke tempat tersebut dapat ditempuh dalam perjalanan selama 15 menit dari kota Banda Aceh anda akan menemukan rumah makan Usaha Utama milik M. Jamal yang sudah menggeluti usahanya selama 42 tahun serta dibantu oleh 8 karyawannya

Para karyawan yang mengatur lalulintas udara dan komplek perumahan AURI adalah pelangan tetapnya serta tidak tanggung-tanggung kepala negara Presiden Habibie dan Gusdur pernah merasakan gule kambing hasil racikannya.

Anda tidak perlu khawatir disini harga gule kambingnya pun sangat terjangkau, 1 porsi gule kambing Rp.12.000,- sampai Rp. 15.000,- 1 porsi ayam Goreng Rp.12.000,- sampai Rp. 15.000,- 1 gelas air timun Rp. 4.000,- bagi anda pencinta soup daging rumah makan ini juga menyediakannya dengan harga per porsinya Rp.12.000,- sampai Rp. 15.000,- Kalau ingin menyantap gule kambing di rumah makan usaha utama anda bisa datang dari pukul 10.00 sampai 13.00

Dalam sehari rumah makan usaha utama ini menghabiskan 15 kg kambing muda 30 ekor ayam kampung dan tiga 3 kg daging sapi.
Rasa gule kambing itu lebih enak dan empuk bila dimasak dengan kayu bakar dikarenakan bumbu-bumbu lebih meresap kedalam daging dan tidak dipaksakan untuk lebih cepat matang ujar Jamal.

Saya pun berkesempatan untuk mencoba soup daging milik Jamal. Langsung aroma wangi dari soup ini sangat menggugah selera untuk segera menyantapnya. Sungguh nikmat soup buatan Jamal sampai-sampai bumbunya masih terasa melekat didaging, ini dikarenakan dari rempah-rempah yang digunakan seperti kulit kayu manis, cengkeh dan pala. Hidangan ini sangat nikmat bila dihidangkan masih dalam keadaan hangat dengan ditemani segelas pepaya parut.

Jadi saran penulis bila anda yang ingin menikmati gule kambing di ketiga tempat ini di sarankan datang pada waktu-waktu tersebut diatas. Yupp...Mangattt • Boy

Sabtu, 15 Maret 2008

Menjajal Bhoi dan Dodol Aceh



Wisata Kuliner
Oleh Boy Muliawan

KALAU Anda ingin berekreasi ke Pantai Lhoknga atau Pantai Lampu’uk tentu Anda akan menyusuri jalan Cut Nyak Dhien – Lampisang. Di sini Anda akan mendapatkan suasana yang sangat menyenangkan. Selama dalam perjalanan Anda akan disuguhkan hamparan pematang sawah yang diapit oleh dua buah bukit Gurah dan Genteeng, gugusan dari Bukit Barisan, ditambah dengan terpaan angin yang belum terkontaminasi dengan asap pabrik. Tsunami empat tahun silam masih terlihat sangat jelas meninggalkan bekasnya di setiap bukit tersebut. Sebagian warga di sekitar kawasan ini selamat dari hantaman gelombang pasang dengan adanya dua bukit ini. Tetapi sekarang bukit-bukit ini satu persatu mulai dieksploitasi sebagai dampak derasnya pembangunan di Nanggroe Aceh Darussalam.

Kini di sepanjang jalan Cut Nyak Dhien Lampisang – Lhoknga, di kilometer 8 ini banyak berdiri kios dan toko kue. Ada sepuluh toko dan kios makanan yang berjajar di sepanjang jalan ini yang menjual kue kering khas Aceh. Saya berhenti di salah satu kios kecil berukuran 3 x 6 meter. Dinding dan lantainya beralaskan kayu. Di kios ini sudah terparkir sebuah mobil mewah yang empunya sedang berbelanja sambil menawar harga kue yang akan dibawa ke Bogor sebagai oleh-oleh. Pemilik kios dengan cekatan melayani semua permintaan dari pembeli.
Belakangan saya baru mengetahui nama kios ini adalah
Istana Kue Tradisional Aceh. Kios ini menjajakan
segala jenis kue khas Aceh. Dari jenis keripik sampai
kue meusekat. Kue ini hampir mirip dengan dodol, tapi
dimasak tidak menggunakan santan ditambah buah
nanas. Semua jenis kue di kios ini tersusun dan tertata
rapi yang membuat pembeli bisa melihat dengan jelas
apa yang akan diminati. Azhari Ahmad adalah empunya
istana kue ini. Ia sudah menjalankan bisnis kue ini
semenjak tiga tahun silam.

“Ada dua puluh macam jenis kue yang ada di sini,” ujar Azhari.

Dari bermacam jenis itu, yang wajib tersedia adalah dodol Aceh, meusekat, wajik, penajoh, bhoi atau bolu yang berbentuk ikan dan bunga, dan kekarah. Keenam macam kue ini pun biasanya ada pada acara adat nikah untuk di Aceh buat hantaran baik dari keluarga istri maupun suami.

Azhari membuat kue-kue ini dibantu oleh 25 orang tenaga kerja. Mereka kebanyakan adalah sanak kerabatnya. Selama ini, kue-kue itu diproduksi di rumahnya dan di rumah masing-masing sanak famili. Alasannya, Azhari belum punya modal untuk memperluas usahanya.

Kue-kue tradisional ini tidak menggunakan bahan pengawet jadi cukup aman untuk di konsumsi. Contohnya dodol Aceh. Makanan khas ini bisa tahan sampai satu bulan. Sedangakan meusekat tahan sampai dua minggu. Begitu juga bhoi, tahan sampai dua minggu. Harga kue-kue ini pun cukup terjangkau. Kue seepet, misalnya, per kilo seharga Rp 50.000. Kue ini juga tersedia dalam kemasan kotak plastik yang rapi. Kue kekarah isi 60 kue dibandrol dengan harga Rp. 30.000. Azhari juga menyediakan kue pesan untuk antaran nikah. Misalnya kue meusekat untuk satu talam besar yang sudah diberi hiasan pintu Aceh atau bunga mawar dibandrol dengan harga Rp. 180.000.

Pada hari-hari akhir pekan, kue-kue ini laris manis.
”Tapi pada hari Lebaran paling laku.
Sampai-sampai saya kalau mau
silahturahmi ke sanak famili harus pada
malam hari,” ujarnya.

Ia mengisahkan, sebelum berjualan kue ini
ia bekerja sebagai kontraktor pengadaan
untuk salah satu pabrik swasta di Aceh pada
tahun 1989 sampai 1998. Namun karena
krisis melanda di Indonesia, akhirnya ia banting stir dan beralih ke usaha wartel yang dibuka di daerah Lhoknga. Bisnis ini tidak berjalan lancar dan bangkrut setelah dihantam gelombang tsunami pada 2004.

Atas bantuan PT TELKOM, wartel miliknya pindah di daerah jalan Cut Nyak Dhien – Lampisang. Karena usaha wartelnya tidak berjalan lancar ia mencoba menjajakan kue-kue bhoi sebanyak lima bungkus di situ. Lama kelamaan karena banyaknya permintaan, sekarang mencapai 300 bungkus. Belakangan, dengan modal Rp 10 juta juta, Azhari mengubah wartelnya menjadi toko kue tradisional Aceh. Dalam tempo enam bulan modal tersebut sudah balik kembali.

”Alhamdullilah, sekarang penghasilan dalam sebulan 15 juta,” katanya, bangga.

Bisnis kuenya terus berkembang. Tak lama kemudian datang beberapa pedagang asal Medan yang menitipkan barang dagangan berupa dodol asal Medan ke toko kuenya. Beda dodol Aceh dengan Medan pada tepung yang digunakan. Dodol Medan menggunakan tepung beras, sedangkan dodol Aceh menggunakan tepung ketan. Jadi kalau dimakan, dodol Aceh lebih liat dan melar dibandingkan dengan dodol Medan.

Dodol Aceh di toko kue ini pun banyak variasinya, tidak hanya dalam bentuk panjang dan bulat. Tetapi sudah dikemas dalam kotak plastik dan diolah berbagai macam bentuk bunga. Harganya antara Rp 35.000 hingga Rp 100.000. Tergantung ukuran tempatnya.

Kue-kue ini tidak hanya dinikmati oleh masyarakat Aceh saja tetapi negara serumpun kita Malaysia pun sering datang secara rombongan untuk mencoba kue-kue ini bahkan negara Arab sendiri ada yang memesan lewat orang-orang Aceh yang belajar dan bekerja di sana untuk dibawakan kue-kue ini sebagai oleh-oleh.

Merasa tergoda oleh bentuk dan keanekaragaman kue ini, saya pun mencoba kue bhoi.

Mangattt!!! Lembut dan manis terasa dilidah. Gula yang digunakan adalah gula murni. Adonan tepung dan telur yang diaduk secara merata dengan tangan membuat rasa kue ini sangat berbeda dengan kue bhoi yang menggunakan mesin mixer.
Sebagai buah tangan bagi keluarga, saya pun tidak ketinggalan untuk membeli beberapa bungkus kue bhoi. Dan Anda tak perlu cemas karena semua kue ini tidak menggunakan bahan pengawet. Yupp...Mangattt..!

Kesiapan Provinsi

Dampak lambatnya menyusun APBD sangatlah berpengaruh terhadap DAK (Dana Alokasi Khusus) yang diberikan oleh Pemerintah Pusat ke Provinsi/kabupaten/kota tertentu dengan tujuan untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan pemerintah daerah dan sesuai dengan prioritas nasional, dana tersebut akan ditarik kembali apabila Pemda tidak dapat menyelesaikan proyek tersebut.

Sebaiknya kita mencontoh provinsi Papua dan Jawa Timur yang telah menyelesaikan Susunan APBD sebelum waktu yang ditetapkan oleh Pemerintah pusat. Bisa diprediksikan bagaimana tingkat provinsi/kabupaten/kota begitu solid dan gesit dalam menyampaikan dan menyerap DAK.

Bisa dibayangkan bagaimana dengan provinsi/kapupaten/kota yang lambat dalam penyusunan ABPD tentu DAK bisa kita nilai apakah proyek tersebut belum selesai atau tidak sama sekali. Memang Tidak semua Provinsi akan mendapatkan dana tersebut, tetapi kemungkinan besar pasti akan mendapatkan DAU (Dana Alokasi Umum).

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 556/KMK.03/2000 TANGGAL 26 DESEMBER 2000
TENTANG
TATACARA PENYALURAN DANA ALOKASI UMUM DAN
DANA ALOKASI KHUSUS
MENTERI KEUANGAN,

DANA ALOKASI KHUSUS
Pasal 5
(1) DAK terdiri dari :
a. Dana untuk membiayai kebutuhan yang tidak dapat diperkirakan secara umum dengan menggunakan rumus alokasi umum
b. Dana untuk membiayai program-program yang merupakan komitmen atau prioritas nasional
c. Dana untuk reboisasi, yang diambil dari bagian daerah yang ditetapkan sebesar 40% (empat puluh persen) dari penerimaan dana reboisasi tahun anggaran bersangkutan
(2) Jumlah DAK ditetapkan dalam APBN

Pasal 6
Atas usul daerah serta dengan memperhatikan pertimbangan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah, Menteru teknis terkait dan instansi yang membidangi perencanaan pembangunan nasional, Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Anggaran mengalokasikan DAK kepada daerah.
Pasal 7
(3) Atas dasar DAK yang ditetapkan dalam APBN Direktur Jenderal Anggaran menerbitkan dan menyampaikan DA-DAK dilampiri daftar/rincian proyek yang disetujui kepada gubernur/bupati/walikota, Kanwil DJA dan KPKN bersangkutan
(3) DA-DAK berlaku sebagai SKO

Pasal 8
(1) Atas dasar DA-DAK dan lampirannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1), gubernur/bupati/walikota menyusun Daftar Isian Proyek Daerah (DIPDA) dan mengirimkan 1 (satu) eksemplar kepada Kanwil DJA.
(2) Dalam hal terdapat kesesuaian antara DIPDA dengan DA-DAK dan lampirannya, Kanwil DJA memberitahukan kepada KPKN DIPDA yang dapat dibiayai dari DA-DAK
(3) Dalam hal tidak terdapat kesesuaian antara DIPDA dengan DA-DAK dan lampirannya, Kanwil DJA mengembalikan DIPDA dimaksud untuk direvisi.

Pasal 9
(1) Gubernur/bupati/walikota mengajukan SPP untuk masing-masing proyek yang tercantum dalam DA-DAK ke KPKN dengan dilampiri bukti pembayaran (kuitansi)
(2) KPKN menerbitkan SPM-LS atas nama gubernur/bupati/walikota pada rekening kas daerahmasing-masing propinsi/kabupaten/kota yang khusus untuk menampung DAK
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pencairan DAK diatur lebih lanjut oleh Direktur Jenderal Anggaran.

Pemanasan Global

Konvensi Kerangka Kerja PBB (UNFCCC) tentang perubahan iklim ke-13 yang berlangsung di Bali belum bisa dikatakan gagal atau berhasil, mengingat masih banyaknya Negara-negara berkembang menuntut Negara maju untuk menurunkan emisi karbon dunia sebesar 5,2%, sedangkan Negara maju menuntut Negara berkembang untuk ikut bertanggung jawab dan memberikan komitmen penurunan tingkat emisi karbon dunia.

Indonesia sebagai tuan rumah dalam perundingan tersebut mengirimkan delegasinya yang beranggotakan 78 orang yang diketuai Menteri Lingkungan Hidup Rachmat Witoelar, sebagai Negara yang berkembang yang memiliki lebih dari 10% kawasan hutan lindungnya berkomitmen untuk menekan lajunya emisi karbon serta mengurangi penebangan hutan. Ini sangat menguntungkan dari sisi lingkungan serta mendatangkan uang yang wajib diberikan oleh Negara-negara maju.

Kalau dilihat dari sisi lingkungan tentu tidak banyak persoalan yang akan timbul selain terjaganya keperawanan hutan lindung itu sendiri dan manfaat yang akan dirasakan oleh banyak pihak, tetapi kalau dari sisi uang tentu pemerintah harus menjamin dana tersebut harus jatuh kepihak yang tepat dan alokasi pembagian dana bagi provinsi yang mempunyai hutan lindung cukup luas diantaranya Provinsi NAD dan PAPUA yang bersedia dan siap mendukung program REDD (Reduced Emission from Deforestation and Degradation) pencegahan deforestasi dan perusakan hutan di daerah mereka.

Tapi sangat disayangkan Indonesia hanya menawarkan harga hutan sebesar US$ 4 per ton karbon per tahun dengan kawasan hutan potensial 72,79 ribu hektar bisa didapat Rp. 131,612 T/tahun.
Indonesia harus mampu menggalang kerjasama dengan negara yang memiliki hutan tropis seperti Brasil dan Kongo untuk menaikan harga jual hutan tropisnya. Bisa dibayangkan kalau harga hutan tersebut lebih tinggi tentu Negara ini akan sejahtera dan mampu membayar utang Negara yang sampai kini mencapai 1.400 T dengan mengelola hutan saja.

Memang tidak bisa dipungkiri kerusakan hutan di Indonesia sangat parah, tercatat 25 juta hektar hutan Indonesia rusak parah. Ini sama dengan luasnya Negara Inggris, disebabkan diantaranya akibat terbakarnya hutan seluas 1,5 hingga 2,2 juta ha pada tahun 1997, 1998 dan 2002 yang menghasilkan emisi CO2 sebesar 3000 hingga 9400 Mton, emisi ini setara dengan 13% hingga 40% emisi dunia.
Ini belum seberapa parah jika dibandingkan dengan Amerikan yang sejak berdiri hingga sekarang kerusakan hutan mencapai 80% akibat perkembangan industri yang sangat pesat yang sampai saat ini terus menerus mengeluarkan emisi karbon dari industri, kendaraan dan rumah kaca.

Rainbow Warrior

Nama Rainbow Warrior diciptakan oleh salah seorang pentolan Greenpeace yaitu Bob Hunter, yang terinspirasi dari cerita buku Warriors of the Rainbow (para kesatrian pelangi) karangan William Wiloya dan Vinson Brown yang diterbitkan oleh Naturegrph pada 1962 yang mengisahkan tentang sekelompok suku Indian Cree di Amerika Utara dengan latar belakang budaya yang berbeda untuk menyembuhkan bumi akibat keserakahan manusia.

Rainbow Warrior merupakan satu dari tiga kapal laut lainnya yaitu Arctic dan Esperanza yang di miliki oleh Greenpeace dan Mulai beroperasi sejak tahun 1989. Ini merupakan kapal kedua yang mengunakan nama Rainbow Warrior, setelah kapal pertama ditenggelamkan oleh dinas rahasia Prancis di pelabuhan Auckland, Selandia Baru pada tanggal 10 Juli 1985, ketika para aktivis menentang percobaan nuklir yang dilakukan di pulau Muroroa sekitar Polynesia.

Kapal laut Rainbow Warrior ini sudah tujuh kali berlayar di perairan Indonesia yaitu pada tahun 1985,1997,2002,2004,2005,2006 dan 2007. Kapal sepanjang 55,2 meter ini mempunyai kecepatan 5-7 knot yang memiliki 3 tiang layar ketika dibentang panjangnya mencapai 650 meter.

EMAS

Emas Batangan
Kelebihannya selain, bisa digunakan untuk penunjang penampilan serta bentuk yang menarik.
Kekurangannya sangat sulit dalam menjualnya kembali dan harus ditempat yang khusus untuk menjualnya kembali.

Emas Perhiasan
Kelebihannya bisa dijual di mana saja karena memiliki sertifikat jaminan keaslianya dan kadar yang jelas.
Kekurangannya adanya biaya waktu menjualnya kembali.

Pada dasarnya emas apapun bentuknya bisa digunakan sebagai alat investasi, namun emas batangan dan koin lebih tepat untuk tujuan tersebut.

Menjadi Investor atau Deposan

Menjadi Investor atau Deposan

Kebanyakkan masyarakat kita khususnya masyarakat Indonesia meletakkan uangnya atau menginvestasikannya ke Bank berupa Deposito yang menjadi pilihan utama bagi Nasabah, dan sisanya adalah Obligasi dan Saham.

Deposito yang dikumpulkan oleh Bank Nasional mencapai triliunan rupiah, dan untuk menjadi investor saham cukup dengan Rp.1 juta. Ditambah lagi dengan pemikiran masyarakat kita umumnya takut resiko dalam membeli saham, dan kalau pun kita menyimpan uang di Bank melebihi dari Rp. 100 juta pun akan menghadapi resiko yang sama, membuka usaha sekecil apapun juga mengandung resiko.

Berinvestasi saham dapat dilakukan secara tidak langsung yaitu melalui reksadana saham, kita dapat memilih bermacam-macam investasi di reksadana tersebut, dari reksadana saham tetap sampai dengan reksadana saham campuran, dengan return yang berbeda-beda pula.